Senin, 04 April 2011

Sawang Sinawang


Oleh : Abu Aisyah


Kehidupan dunia penuh dengan rona, anak senang ada duka, ada sengsar  ada bahagia. Semuanya berputar sesuai dengan ketentuanNya. Manusia sebagai bagian dari kehidupan ini juga tidak bisa lepas dari ketentuanNya. Bahkan di sanalah manusia harus memposisikan dirinya, yaitu antara ketentuanNya dan kehendak masing-masing manusia. Penempatan posisi yang salah seringkali menyebabkan seseorang tergelincir kepada sikap berburuk sangka dengan Sang Pencipta. Menganggap kehidupannya tak lepas dari duka, merasa Tuhan tidak saying dengannya hingga pasrah seraya berucap “Ini sudah tadir saya”.
Tulisan ini sama sekali tidak menyindir pembaca, hanya sekadar mengingatkan bahwa kehidupan adalah sebuah anugerah. Memposisikan diri antara Takdir Allah Ta’ala dengan Kehendak Manusia adalah sebuah proposisi mulia dalam kehidupan di dunia. Dengannya kita akan melihat bagaimana Sang Pencipta Sayang dengan hamba-hambaNya. Namun sayang bahasa manusia terkadang menyimpang dari makna kasih sayangNya. Sehingga yang terjadi tidak tepat dalam memahami ketentuanNya
Di antara pemaknaan yang tidak tepat tersebut adalah melihat bahwa orang lain lebih beruntung dari dirinya. Ia merasa hidup penuh dengan cobaan, kesengsaraan, ketidak bahagiaan dan berjuta kemalangan. Jika ia ditimpa kekayaan, hatinya tetap saja tidak tenang. Pokoknya ketentuanNya terasa menyesakkan dada.
Sementara ketika melihat kehidupan orang lain, seolah-olah orang lain tidak ada beban, hidup tenang, nyaman dan penuh dengan keberkahan. Ia juga melihat orang lain seakan-akan selalu dalam limpahan rahmatNya dan selalu ditolong olehNya. Sementara dirinya “kurang” diperhatikanNya.
Benarkah demikian adanya? Sawang Sinawang itulah kehidupan manusia. Saling melihat dan memperhatikan sesama dengan pola pikir dan perasaan kita masing-masing. Maka yang terjadi adalah melihat orang lain lebih bahagia dari dirinya, menganggap orang lain penuh dengan nikmatNya. Sementara ia melihat dirinya penuh dengan kekurangan, ketidakbahagiaan dan penuh dengan kemalangan.
Sawang Sinawang menjadikan manusia dalam arti positif lebih bermakna saling melihat hakikat dan makna dari kehidupan masing-masing kita. Biarkan semua berjalan seiring nafas-nafas kehidupan. Maksudnya adalah kita harus bisa menempatkan diri dalam kehidupan dunia ini. Tidak harus menjadi filosofi atau sufi, jadilah abdi Ilahi yang memahami bahwa semua yang ada pada diri kita ini adalah anugerah Ilahi. Demikian pula yang terjadi pada orang lain adalah menjadi ketentuan Ilahi. Semuanya adalah yang terbaik bagi insane, tak ada yang membuat sempit diri kecuali jiwa pendengki.
Mari bersama kita sibak makna kehidupan ini, melihat orang lain yang tampak bahagia tidak mengapa, namun jika merasa hidup kita tidak lebih baik dari manusia yang lainnya maka itu adalah problema. Sawang Sinawang……     

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Please Uktub Your Ro'yi Here...