Senin, 25 April 2011

Road To Zawaj 4

Cari Info
    
“Tak kenal makanya tak sayang“ peribahasa ini kayaknya cocok banget buat ngehubungin langkah kita saat ini, asal jangan salah tafsir aja…. Nah…semakin banyak informasi semakin bagus, itu berarti semakin banyak peluang untuk mencari calon pasangan yang sesuai dengan kriteria kita.
Ngomong-ngomong soal semen eh…. kriteria pasangan, kayaknya kamu kudu punya syarat-syarat yang sesuai dengan Dien kita ini, nah mengenai kriteria seseorang layak menjadi pasangan kita, harus dong kalau kita mengambilnya dari Nabi coba baca deh sabda beliau :
تُنْكَحُ الْمَرْأَةُ لِأَرْبَعٍ لِمَالِهَا وَلِحَسَبِهَا وَجَمَالِهَا وَلِدِينِهَا فَاظْفَرْ بِذَاتِ الدِّينِ تَرِبَتْ يَدَاكَ
 “Seorang perempuan itu dinikahi karena empat perkara : agamanya, hartanya, keturunannya dan kecantikannya, maka pilihlah yang baik agamanya maka keberkahan akan selalu bersamamu“ HR. Bukhary dan Muslim.
Hadits ini jelas dong buat yang ikhwan (cowok githu lho…). Sebenarnya sih kalau dianalogikan yah sama aja sama yang akhwat, paling ya... diganti dari kecantikan ke kegantengan atawa kegagahan, yang lainnya sama aja. Iya khan?
Persyaratan tersebut adalah sebagai kriteria dasar, kalau mau mengembangkan nggak bid’ah ko’ boleh-boleh saja.
Kalau buat akhwat emang kudu lebih hati-hati nih, jangan asal nrimo (menerima) aja. Jadi gimana dong kalau mau jadi akhwat yang smart dalam memilih pasangan? ya sama, coba deh denger sabda Nabi yang lain :
إِذَا خَطَبَ إِلَيْكُمْ مَنْ تَرْضَوْنَ دِينَهُ وَخُلُقَهُ فَزَوِّجُوهُ إِلَّا تَفْعَلُوا تَكُنْ فِتْنَةٌ فِي الْأَرْضِ وَفَسَادٌ عَرِيضٌ
“Apabila datang kepada kalian  (untuk melamar) seorang laki-laki yang kamu ridhai agama dan akhlaknya, maka nikahkanlah ia, jika tidak engkau lakukan niscaya akan terjadi fitnah dan kerusakan yang nyata“ HR. Thirmidzi.
Teks hadits ini emang ditujukan untuk para wali (bukan wali kelas yah…) yang mempunyai anak perempuan agar jika anak perempuannya dipinang oleh seorang laki-laki yang shalih maka hendaklah ia menerimanya, karena jika ditolak bisa jadi akan terjadi fitnah dan kerusakan.
Tapi hadits ini juga kudu kamu pahami, bahwa ternyata seorang akhwat, kalau emang udah ada yang ngelamar neeh, kalo kira-kira emang ikhwan itu shaleh ya terima aja, khan syaratnya jelas, shaleh titik.        
Lengkap to? kriteria buat yang ikhwan sudah ada, juga buat yang akhwat. Biar kamu nggak ngulang lagi bacanya, neh ana kasih ringkasannya :
Syarat-syarat standar calon pasangan :
  1. Bagus agamanya (shaleh dan shalehah githu…)
  2. Kalau cantik dan ganteng boleh juga tuh...
  3. Kaya. (ya ngga apa-apa)
  4. Keturunannya. (boleh juga lha...)
Perlu diingat yah, pilihan yang kudu dan wajib aja yaitu nomor satu, bagus agamanya, kalau syarat yang lain sih sunnah aja deh, gak harus ada.
Kamu tahu khan, no body perfect, manusia nggak ada yang sempurna, jadi pesan dari sponsor sih bila pilih pasangan jangan berlebihan idealnya, bisa-bisa gak dapet karena nyarinya yang sempurna banget.    
Kalo sudah punya kriteria sekarang kita bisa mencari informasi. Caranya adalah mencari orang-orang yang amanah untuk memberikan informasi yang shahih tentang seseorang, atau bisa juga “langsung“ (biasanya sih.. khusus ikhwan) tapi akhwat juga ga apa-apa ko' bukan aib lagi.
Tapi bukan langsung ke orangnya yah, kalau mau to the point cari walinya.  Contohnya nih kamu yang ikhwan udah ada "rasa" dengan seorang akhwat udah tahu rumahnya, bapaknya, dan keluarganya sekarang buktiin bahwa niat kamu itu sungguh-sungguh dan Gentleman dong !!! Dengan datang ke rumahnya dan menanyakan langsung kepada bapaknya. Atawa walinya berarti kamu sudah membuktikan keseriusan kamu.
Kalo caranya kaya’ gini kamu lebih puas, soalnya informasi langsung dari yang punya, information from the owner gitu….(berani ga’?).
Buat yang akhwat ya bisa aja memberikan informasi kepada seorang ikhwan bahwa dirinya siap dinikahi dan ini bukan aib yah, soalnya hal ini juga terjadi di zaman Nabi :
وَامْرَأَةً مُؤْمِنَةً إِنْ وَهَبَتْ نَفْسَهَا لِلنَّبِيِّ إِنْ أَرَادَ النَّبِيُّ
…dan perempuan mu'min yang menyerahkan dirinya kepada Nabi kalau Nabi mau mengawininya....QS Al-Ahzab ayat 50.
Ayat ini ngomongin tentang seorang perempuan yang menyerahkan diri kepada Nabi agar beliau menikahinya, jadi kamu yang akhwat ga' usah gengsi deh kalau mau "menawarkan diri" pokoke maju tak gentar membela yang benar (bukan kampanye yah...).
Masih malu juga? Khadijah (kenal nggak?) juga "melamar" Nabi untuk menjadi suaminya, demikian pula Umar bin Khatab menawarkan anaknya, Said Bin Al-Musayyab juga sama. Apalagi kalau ini memang lebih menjaga kesucian, kenapa ga'.
Kalau cara pertama belum mampu, pakai aja cara kedua pakai Pak Comblang (buat akhwat mak comblang) aja!!! lebih mudah dan dijamin tentunya. Tapi sebelum menentukan pak or mak comblangnya kamu harus paham bener siapa dia sebenarnya, soalnya jangan sampai gara-gara pak comblang nggak jujur akhirnya bubaran khan ga seru…. Biasanya sih kalau remaja kaya’ kamu pak comblangnya murrabi kalau ngga yah kakak senior walaupun adik yunior juga ngga papa, itu juga ngga ada yang larang cuman ya harus liat-liat.
Nah kalau udah nemuin pak comblang yang tsiqoh (terpercaya) kita perlu menggali sebanyak-banyaknya informasi tentang calon kita, umur, tanggal lahir (bukan untuk ulang tahun yah… ) alamat, bapaknya, pribadinya de es be, de el el de es te.
Yang paling penting jelas agamanya dong, udah berapa lama dia mengaji terus iltizam ga' dengan Islam, kalau ada tambahan juga boleh misalnya cakep ga’ anak semata wayang, semata sapi atau semata-mata (alias banyak saudaranya), apa perlu?  Saudara? perlu itu, soalnya kalo saudaranya banyak berarti kemungkinan dia subur dan banyak anak semakin banyak (ih… ko’ banyak anak sih ?) lha… emangnya kenapa Nabi aja pernah bilang :
تَزَوَّجُوا الْوَدُودَ الْوَلُودَ إِنِّي مُكَاثِرٌ الْأَنْبِيَاءَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
“Nikahilah oleh kalian wanita-wanita yang penuh kasih sayang dan banyak anaknya, karena aku akan berbangga dengan banyaknya jumlah umatku pada hari kiamat". HRAhmad.
Tapi syarat ini ga' wajib, jadi jangan terlalu jadi prioritas. Apalagi kudu nyari yang saudaranya banyak, kasihan dong kalau yang anak semata wayang, atawa yang emang saudaranya cuman satu atau dua. Sebenarnya sih gak hanya kuantitas yang menjadi tujuan dari hadits ini, tentu kualitas lebih menjadi tujuan.
Kalau udah dapet data-data dari perantara tersebut secara lengkap mengenai dia, maka jangan lupa kita juga harus memberikan data diri kepada perantara tersebut secara jujur, jangan orang lain suruh jujur kita malah ngumpetin aib kita.
Buat yang akhwat juga kalau mau memberikan data dirinya yang jujur ga’ usah dibikin-bikin, soalnya kalo disimpan-simpan nanti juga ketahuan dan akibatnya kan lebih dahsyat (lebih dahsyat dari booom lagi ).
Kalo umpama kita punya kekurangan ya... katakan sejujurnya, juga kalau kita umpamanya ga’ suka sama perempuan yang cerewet, atau buat yang akhwat tidak suka laki-laki yang terlalu kemayu, jujur aja soalnya kejujuran akan membawa ke surga :
إِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِي إِلَى الْبِرِّ وَإِنَّ الْبِرَّ يَهْدِي إِلَى الْجَنَّةِ
Sesungguhnya kejujuran itu membawa kepada kebaikan, dan kebaikan itu akan membawa ke surga. HR Bukhary.
Jadi jelas banget khan kalau diawali dari kejujuran ini insya Allah keluarga yang akan kita bina akan mendapat rahmatNya. Itu khan tujuan kita menikah, you agree with me? 
Nah…. Kalau nama, umur, tanggal lahir alamat, nama orang tua, kesukaan, ketidak sukaan etc. semua itu harus kamu dapatkan dengan lengkap dan udah di tangan maka kita tinggal timbang-timbang, boleh juga tuh shalat istikharah, kalau sudah mantap yah….. ya..ya..ya.
Sesudah itu kita akan menuju langkah selanjutnya yaitu Khitbah alias ngelamar, wuih….makin seru aja nih …….

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Please Uktub Your Ro'yi Here...