Senin, 04 April 2011

Para Penghancur Peradaban Islam


Oleh : Abu Aisyah

Sebuah Negara yang berperadaban adalah mereka yang menjunjung tinggi ilmu pengetahuan, mempelajarainya, mengamalkannya dan menggunakannya untuk kebaikan seluruh umat manusia. Demikianlah peradaban Islam dibangun, ia berdiri di atas nilai-nilai tauhid Ilahi dan beratapkan syariah yang suci. Maka kita akan dapati bagaimana peradaban Islam gilang-gemilang di kancah peradaban dunia yang tidak beradab.
Namun ada saja manusia yang tidak suka dengan peradaban Islam, ada yang karena kekuasaan dan harta benda, ada juga yang tidak suka dengan kemuliaannya. Semuanya mengerahkan seluruh potensinya untuk menenggelamkan peradaban Islam yang mulia.
Inilah beberapa profil manusia tidak berperadaban yang telah menghancurkan peradaban Islam, sebagian mereka merampoknya dan membawa ke negerinya tanpa pernah berterima kasih kepada pemiliknya. Kelompok lainnya menghancurkan tanpa berfikir bahwa peradaban manusia adalah usaha untuk memanusiakan manusia.

Pasukan Tartar
Penyerangan Kota Metropolis Baghdad oleh pasukan Tartar bukan hanya membantai para penduduknya. Namun mereka telah menghancurkan peradaban tingkat tinggi yang telah dibangun oleh umat Islam. Maka ketika pasukan ini masuk ke Badhdad yang didatangi pertama kali adalah perpustakaan sebagai pusat ilmu pengetahuan. Tentara Tatar yang tidak berperadaban melemparkan semua buku yang mereka dapatkan di perpustakaan-perpustakaan umum ke sungai Dajlah sehingga sungai itu penuh dengan buku-buku.
Sampai-sampai seorang penunggang kuda bisa melintas di atasnya dari tepi ke tepi sungai. Air sungai tetap hitam pekat selama berbulan-bulan lantaran bercampur dengan tinta dan buku-buku yang ditenggelamkan ke situ. Air sungai itu menjadi saksi bagaimana bangsa yang berperadaban tinggi binasa di tangan bangsa yang tidak berperadaban yang hanya haus dengan kekuasaan.

Pasukan Salibis
Konflik yang berkepanjangan dalam perang salib telah menghancurkan seluruh infrastruktur umat Islam. Tidak hanya peradaban yang bersifat fisik namun juga menghapuskan sendi-sendi keimanan umat Islam. Petaka serangan Salib juga telah membuat kita kehilangan perpustakaan-perputakaan paling berharga yang ada di Tripoli, Maarrah, Al-Quds, Ghazzah, Asqalan, dan kota-kota lainnya yang dihancurkan mereka. Salah seorang sejarawan menaksir, buku-buku yang di musnahkan tentara Salib di Tripoli sebanyak tiga juta Buah. Petaka penduduk Spanyol atas Andalus juga telah membuat kita kehilangan perpustakaan-perputakaan besar yang diceritakan sejarah dengan mencengangkan. Semua buku dibakar oleh pemeluk-pemeluk agama yang fanatik. Bahkan buku-buku yang dibakar dalam sehari di lapangan Granada menurut taksiran sebagian sejarawan berjumlah satu juta buku.

Para Budak dari Turki
Perpustakaan para khalifah dinasti Fatimiyah berakhir riwayatnya karena di serang oleh masa dari kalangan budak Turki.  Mereka menyalakan api di dalam perpustakaan itu dan seorang budak membagi-bagi cover-cover buku, kemudian dijadikan sandal-sandal yang mereka pakai. Sejumlah besar buku mereka lempar ke sungai Nil dan sebagian diangkut ke wilayah-wilayah lain, sedang sisanya diterbangkan angin sehingga menjadi gundukan buku. Di Haleb (Aleppo) terdapat sebuah perpustakaan yang sangat besar yang disebut Khazanah. Ketika terjadi bentrokan karena fitnah antara Sunnah dan Syiah pada hari-hari Asyura, perpustakaan ini di rampas dan isinya dijual dan sisanya dirampas.

Inilah kisah tragis yang menimpa peradaban Islam, ia adalah lembaran sejarah kelam yang tercatat di berbagai kitab sejarah. Sudahkan kita belajar dari pengalaman masa lalu ini? Atau hanya tercengang dengan tingginya peradaban Islam tanpa mau berbuat dari sekarang? Mari kita bangun kembali kejayaan sejarah peradaban Islam, dengan mengembangkan ilmu pengetahuan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Please Uktub Your Ro'yi Here...