Sabtu, 02 April 2011

Menulis Ilmu Kunci Suksesmu


Oleh : Abu Aisyah

Menurut teori psikologi bahwa ingatan manusia sangat terbatas. Ketika seseorang mendengar tentang suatu permasalahan maka ia akan mengingatnya hingga 24 jam, setelah itu ingatannya akan hal tersebut semakin berkurang. Dan akhirnya akan terlupakan setelah 48 jam hika tidak dibarengi dengan keterlibatan dengan apa yang didengarnya tersebut.  Ini terjadi pada manusia dengan kondisi normal. Pada pengecualian bisa saja terjadi kurang dari itu atau lebih, namun secara umum kita sudah akan lupa dengan apa yang kita dengar dua hari yang lalu. Pada peristiwa yang kita sendiri melakukannya maka memori manusia untuk mengingatnya bisa jadi lebih lama.
Intinya adalah apa yang didengar manusia sering dengan mudah hilang dalam ingatannya. Hal ini yang mendasari adanya budaya menulis, karena keterbatasan tersebut maka manusia menciptakan symbol-simbol yang akan mengingatkannya kembali kepada apa yang telah dia dengar. Menulis adalah salah satu sarana untuk mengabadikan apa yang kita dengar.
Dalam dunia keilmuan menulis semakin terasa manfaatnya dikarenakan teori dan prosedur dalam sebuah keilmuan tidak mungkin dapat dihapal oleh seseorang tanpa bantuan tulisan. Selaian sebagai sebah hasil keilmuan, tulisan juga menjadi awal dari sebuah ilmu.
Perkembangan ilmu-ilmu keislaman juga tidak bisa lepas dari tulisan. Walaupun kelebihan orang-orang Arab kuat dalam hapalan namun tidak semuasemuanya bisa dihapal. Orang-orang Arab lebih banyak menghapal Nasab, Syair dan Al-Qur’an, sementara mengenai silsilah hadits dan keilmuan seringkali mereka tidak menyandarkan dengan hapalan tapi dengan tulisan.
Di sinilah fungsi tulisan dalam perkembangan dunia keilmuan Islam, ia menjadi sandaran bagi ilmu pengetahuan yang harus dihapalkan dan diwariskan ke generasi berikutnya. Begitu pentingnya dunia penulisan dalam pandangan Islam, hingga perkembangannya mengalami kejayaan luar biasa. Hal ini didukung oleh para ulama yang komitmen untuk menuliskan berbagai ilmu yang mereka dengar.
Di antara bukti nyata semangat para ulama dalam menulis  adalah apa yang dilakukan oleh Imam Muhammad bin Syihab Az-Zuhri. Hal ini seperti diceritakan oleh Shalih bin Kisan ”Aku menuntut ilmu bersama az-Zuhri, dia berkata “Mari kita tulis apa yang berasal dari Nabi Shallallahu alaihi wassalam, pada kesempatan yang lain dia berkata pula “Mari kita tulis apa yang berasal dari Sahabat”, dia menulis dan aku tidak. Akhirnya dia berhasil dan aku gagal”. Dengah bermodalkan kecerdasan dan catatanya (tulisannya) Imam Az-Zuhri telah menghimpun hadits sebanyak 1.200 hadits.
Inilah salah satu bukti bagaimana menulis menjadi kunci menuju kesuksesan, kesuksesan yang dimaksud adalah mengabadikan ilmu yang telah didengarnya sehingga sewaktu-waktu catatan ilmu tersebut dapat dibuka dan kaji kembali. Semoga kita mampu menuliskan sesuatu yang baik yang telah kita dengar, kit abaca dan kita pelajari. Wallahu a’lam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Please Uktub Your Ro'yi Here...