Selasa, 26 April 2011

MASYARAKAT REMAJA



     Orang dewasa bertanya-tanya tentang kecenderungan-kecenderungan sosial anak mereka, setelah umur kanak-kanak dan setelah mendekati balig: kenapa remaja tidak menyukai mengikuti orang dewasa? Serta menolak kontrol mereka, baik nampak maupun tidak nampak? Kenapa dia patuh terhadap teman dan sahabat-sahabatnya, dan bergabung bersama mereka, pada perasaan dan kecenderungan mereka? Dan kenapa dia berpaling kepada kumpulan teman dalam menentukan kecenderungan dan hobinya? Dalam menentukan bentuk dan keserasian pakainnya? Dan pada cara mengisi waktu luangnya? Apakah remaja pada hakekatnya butuh kepada pergaulan ataupun perkumpulan dimana dia tidak bisa berlepas diri dari mereka,  sebagaimana pentingnya kesehatan dan pendidikan? Apa peran pergaulan dalam perkembangan keperibadian remaja? dan Kenapa? Dia pergi bersama rekannya dan memisahkan diri dari masyarakat dan terkadang muncul padanya gejala-gejala kesalahan? Apakah remaja butuh pujian dan penghormataan dari kedua orang-tuanya, teman dan masyarakatnya atau tidak? Apakah remaja berambisi untuk mengidentifikasi dan melihat dirinya berdasarkan dengan keyakinan dan kepercayaan orang lain serta pembebanan tanggung-jawab kepadanya, apa peran hal-hal (yang demikian) ini pada kebaikan kejiwaannya dan pada perkembangan keperibadiannya? Kenapa sebagian remaja membenci perkumpulan orang dewasa dan memberontak terhadapnya, serta mereka keluar dari kebiasaan-kebiasaan mereka dan kenapa didapatkan kebiasaan-kebiasaan yang khusus bagi mereka, dalam pergaulan, dalam bercakap, dalam model pakaian dan dalam kepentingan dan hobi?.
     (terhadap) Pertanyaan-pertanyan yang banyak ini kita berusaha untuk menjawabnya. Dan memunkinkan kita untuk meringkas keadaan-keadaan pertumbuhan dan kondisi-kandisi sosial pada remaja sebagai berikut:

KEADAAN REMAJA DAN POSISI/PERAN ORANG DEWASA: para remaja sebagaimana yang telah disebutkan, hidup dalam  pergantian anggota-tubuh, pengetahuan dan emosi secara cepat dan beruntun, yang demikian itu tanpa diragukan adalah sebuah perobahan, mendekatkan manusia kepada kelaki-lakian atau kewanitaan atau kepada kedewasaan dan menjauhkannya dari kekanak-kanakan, hal ini (nampak) jelas  pada perobahan-perobahan yang terjadi pada kemampuan-kemampuan akal, yang menjadikannya untuk paham, dan mempertimbangkan menurut akal, membantunya untuk memahami sesuatu sebagaimana kenyataannya, pada kemampuan meneliti, berdiskusi dan mengetahui perspektif orang lain. Dan (perobahan) juga nampak jelas pada perobahan-perobahan anggota tubuh, dari pertambahan tinggi, bobot, munculnya bulu dan tumbuhnya organ-oragan sexual. Semua itu menginformasikan permulaan kelaki-lakian dan kesempurnaan, akan tetapi banyak orang dewasa yang menolak hal itu atau tidak memberikan perhatian terhadapnya ataupun menentangnya. perlakuan dari orang dewasa ini mengganggu remaja dan membawa kepada keputus-asaan, keraguan atau membawa kepada permusuhan terhadap orang dewasa dan menjauh dari kontrol mereka, dan menjatuhkan diri ketengah-tengah pergaulan dan juga membawa kepada lemahnya hubungan atau tidak-adanya pengakuan terhadap kebiasaan-kebiasaan orang dewasa, peraturan-peraturan mereka dan kepada pemberontakan dan perang terhadapnya, baik secara terang-terangan maupun secara sembunyi-semunyi.

PERASAAN KEBERSAMAAN: dimana remaja merasa butuh bergabung kepada teman atau sahabat atau kepada kelompok, ikut serta dalam perasaan-perasaanya, menghidupkan phasenya, dia menumpahkan kepadanya angan-angan dan penderiataan-penderitaaanya, kegembiran dan kesusahan-kesusahannya, begitupulah (sebaliknya) mereka menumpahkan hal tersebut kepadanya, pertemanan ataupun perkumpulan ini memperhatikan perasaan dan tuntutan-tuntutannya dan berusaha untuk memenuhinya, maka terkadang sukses dan terkadang pulah gagal. teman ini terkadang membantu yang lain walaupun pada jalan yang buruk dan bertindak saling menolong dan melengkapi. kebanyakan remaja tidak bisa berlepas diri dari pertemanan ini, karena (merupakan) tuntutan yang krusial dan kebutuhan kejiwaan yang urgen yang dikehendaki oleh perobahan-perobahab baru yang tidak tidak diuraikan, dimana remaja tidak mendapatkan jawabannya dalam keadaan pengasingan dan kesendiriannya dan tidak berinteraksi dengan baik sebagaimana yang dia lihat dalam kesendiriannya, maka dia beralih kepada teman-teman setingkatnya dan anak-anak seumurnya.

KEKHUSUSAN-KEKHUSUSAN REMAJA: Dia (remaja) tidak dipandang persis seperti orang dewasa khususnya kedua orang-tuanya yang mempunyai perbedaan umur yang besar. Remaja cenderung kepada metode-metode yang berbeda sedikit maupun banyak pada model penampilan dan gaya hidupnya, bentuk-bentuk perhatiannya, pada jenis-jenis hobi, serta cara mengisi waktu luang. Maka dari sisi ini dia sensitif untuk dibandingkan dengan orang dewasa, dan ada padanya pandangan khusus yang tidak diperhatikan oleh banyak orang dewasa.

IDENTIFIKASI DIRI: Sesungguhnya usaha identifikasi diri adalah pekerjaan yang dilakukan manusia dari seluruh jenjang umur, terhadap hal-hal yang sesuai dari setiap jenjangnya, kesemuanya terkumpul dalam satu pengertian yaitu: bahwasanya manusia melakukan kegiatan-kegiatan yang sesuai/cocok bagi kemampuan dan kesiapannya, menekuni peran-peran yang cocok baginya, mempunyai prospek, dari yang demikian itu lahir perasaan berharga dan penting dan kesadaran terhadap kesungguhan dan tujuan hidup atau yang disebut identifikasi diri.
     Remaja adalah pemuda yang hidup pada phase peralihan, dari balita kepada kelaki-lakian yang menuntut perobahan tugas dan peran (dalam) keluarga maupun masyarakat: dari segi sifat, tingkat dan kemampuannya. Orang yang maju, mencari identitas dirinya dan menguji kemampuan serta mengkonsentrasikan petensinya, dia ingin menguji dirinya dengan menekuni peran sosial, memikul tanggung-jawab. Phase dan tingkat kematangannya menghendaki penolakan terhadap pengangguran dan membuang keterpinggiran sosial yang terkadang diharuskan oleh orang dewasa. Bahkan banyak remaja yang membenci kepatuhan dan tidak suka untuk menjadi beban bagi orang lain, jika dia mau dia mentaatinya dan jika dia mau dia menolak mereka, dan mencela dirinya dari cara-cara pergaulan seperti ini. begitupula perasaan jengkel dan benci terhadap diri sendiri, memprovokasinya, mereka melihat diri mereka menjadi pengikut orang dewasa dan beban bagi mereka, terkadang perasaan-perasaan seperti ini mati ataupun melemah apabila belum tertanam pada waktunya, dengan cara mengarahkannya dengan arah yang benar dan mengembangkannya dengan membingbing dan mendidik remaja.
     Sesungguhnya kebutuhan akan identifikasi diri adalah permintaan kejiwaan yang penting bagi remaja, tumbuh dari dalam jiwanya, dari perasaan dan fikirannya yang diperkuat oleh perobahan-perobahan anggota tubuh, pengetahuan dan emosional yang dilalui oleh tubuh, akal serta mentalnya. Dia tidak merasa lega kecuali apabila telah melakukan tugas-tugas sosial yang tepat, dan memikul tanggung-jawab sesuai dengan kecakapan, kesanggupan dan kemampuannya.
     Akan tetapi seringkali masyarakat sekarang menghadapinya dengan dengan pengingkaran dan penelantaran yang sangat. Dan seringkali perasaan dan peran orang dewasa seperti bapak, ibu, para guru dan kakak yang lebih tua menjadikan remaja prustasi: (baik) perkataan maupun perbuatan. Mereka tidak mempedulikan agar supaya remaja mencari identitas dirinya, dengan jalan memamfaatkan kesanggupannya dan memberinya tanggung-jawab, menempatkan tugas-tugas yang cocok baginya. Bahkan terkadang orang dewasa mencemooh remaja dan memandang enteng mereka untuk (bisa) melakukan hal-hal seperti itu. Sebagian orang dewasa cenderung untuk tidak percaya terhadap remaja, laki-laki maupun perempuan, merasa tidak tenang untuk memberinya tugas (melakukan) pekerjan-pekerjaan dan menunjukkan kepada mereka hal yang demikian itu, dengan cara langsung bertemu muka ataupun dengan cara tidak langsung, dengan cara menyingkirkan mereka dari menekuni peran-peran yang tepat dan mencegah mereka memikul tanggung-jawab dan mengalihkan remaja kepada pekerjaan-pekerjaan sepele atau pelengkap atau kepada kegiatan-kegiatan hiburan, diantaranya olah-raga, seni dan rekreasi. Pada umumnya orang tua mengarahkan anak-anak mereka kepada study dan mengkonsentrasikan mereka pada hal itu dan merasa cukup dengan itu (berlepas diri) dari memberinya tugas atau membebaninya dengan pekerjaan-pekerjaan atau keperluan-keperluan identifikasi diri,  menunjukkan mereka sebuah tanggung-jawab dan sesuatu dari kemandirian, menonjolkan keperibadian mereka dan memoles kemampuan sosialnya.
     Ketentuan sosial dan pendidikan sekarang bertindak memperpanjang masa kanak-kanak dan ketergantungan kepada orang lain, dimana seseorang tidak berhenti dari belajar kecuali pada umur delapan belas tahun, kemudia dia harus meneruskan pada perguruan tinggi sampai umur dua puluh tiga tahun,pada kesemuanya itu dia patuh dan beban bagi masyarakat: (dari segi) materi, wawasan dan sosial, tidak ada pekerjaan baginya kecuali menerima saja. Sesungguhnya masyarakat (dengan keadaan) seperti itu menyalahi tuntutan dan kabutuhan-kebutuhan mendasar dari phase tersebut, yang terkadang membawa kepada kenakalan remaja, keterasingan, negatifisme dan kerusakan hidupnya. dan pada beberapa keadaan membawa kepada penyia-nyiaan kemampuannya dan penelantaran kebutuhan-kebutuhannya. Demikianlah setiap kita menyalahi fitrah,  tabiat dan jiwa manusia, maka akan terjadi kerusakan.  sungguh Islam telah meberikan tugas kepada manusia, tugas syariat (dimulai) dengan (masuknya) masa baligh, yaitu mendekati umur lima belas tahun dan membebaninya tanggung-jawab terhadap dirinya, ibadahnya, pergaulannya dan macam-macam kegiatannya. adalah Rasulullah mengizinkan jihad di jalan Allah bagi siapa yang telah sampai umur baligh diantara remaja, padahal itu adalah tugas yang paling berat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Please Uktub Your Ro'yi Here...