Jumat, 01 April 2011

Hipnotis Menulis


Oleh : Abu Aisyah

Hipnotis adalah upaya seseorang secara sadar untuk mempengaruhi orang lain agar dapat tunduk dan patuh terhadap semua yang dikehendakinya. Hipnotis saat ini berkembag pada hal-hal yang sifatnya positif, walaupun saya sendiri tidak setuju dengan istilah ini. Hipnotis, bagaimanapun adalah media yang seringkali mengantarkan manusia kepada sesuatu yang mengarah kepada bentuk kerja sama dengan bangsa jin.
Hipnotis yang saya sebut sebagai positif adalah sebenarnya bukan hipnotis, saya lebih melihat itu adalah bentuk sugesti yang ditanamkan kepada seseorang sehingga seolah-olah ia terhipnotis padahal ia tersugesti dengan kata-kata, tindakan atau intonasi kata dari “penghipnotis” tersebut.
Saat ini berkembang ada Hypno Teaching yaitu proses pembelajaran berbasis hipnotis, ada juga pengobatan dengan media hipnotis. Namun saya bukan bukan berbicara tentang hipnotis yang saat ini terus berkembang. Tahukah anda bahwa menulis juga dapat menghipnotis seseorang? Maksud saya adalah bahwa menulis dapat menjadikan seseorang larut dalam tulisannya tersebut hingga tidak sadar apa yang sedang terjadi di sekitarnya?
Pada penulisan novel bisa jadi ini terjadi, karena penokohan yang kuat akhirnya sang penulis larut  ke dalam cerita dan seolah-olah menjadi bagian tak terpisahkan dari cerita tersebut. Namun tidak hanya dalam menulis novel, menulis secara uumum bisa mengakibatkan seseorang larut dalam tulisannya hingga tidak lagi memperhatikan apa yang terjadi di sekitarnya. Keasyikan dalam menulis menjadikannya lupa dan tidak memperhatikan segala hal di sekitarnya.
Inilah yang terjadi pada salah seorang pendahulu kita yang sholeh. Beliau bernama Ibnu Sahnun. Seorang fiqih dari madzhab Malikiyah yang telah masyhur keilmuannya. Diceritakan bahwa beliau memiliki seorang budak wanita yang melayani dan memenuhi kebutuhan sehari-harinya, budak itu bernama Ummu Mudan. Suatu malan beliau  tersibukkan dengan menulis suatu kitab sampai larut, dan Ummu Mudan telah menyiapkan makan malam. Ummu Mudan berkata: “Tuanku makan malaan sudah siap.” Dia berkata: “Aku sedang sibuk”. Ummu Mudan ingin tidur karena telah banyak begadang, namun dia beranjak menyuapi kepada Ibnu Sahnun dan dia tidak merasa. Ketika adzan fajr terdengar, beliau baru tersadar dan berkata kepada budaknya tersebut : “Maafkan aku Ummu Mudan, malam ini sangat tersibukkan, datngkanlah makanannya!” Ummu Mudan berkata: “Demi Allah, aku telah suapkan kepadamu tuanku.” Dia berkata: “Demi Allah, aku tidak menyadarinya.”
Hipnotis menulis telah menjadikan beliau tidak sadar apa yang terjadi di sekelilingnya, bahkan apa yang terjadi dengan dirinya sendiri. Inilah kelezatan dalam menulis ia akan menjadikan penulis larut dan masuk ke dalam setiap paragraph tulisannya. Dan semua itu akan diberikan oleh Allah ta’ala pahala, tentunya dengan niat ikhlas dan mengikuti petujuk nabiNya. Semoga kita bisa mencontoh mereka…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Please Uktub Your Ro'yi Here...