Jumat, 08 April 2011

Batas Kesabaran



Oleh : Abdurrahman MBP


Suatu hari Rosul sedang duduk-duduk di dekat Ka'bah, ketika sebagian Shahabat berkata kepada beliau "Wahai Rosululloh  doakanlah agar kami selamat dari siksaan kaum Quraisy" maka dengan muka tampak merah Rosul menjawab " sesungguhnya kalian adalah ummat yang tergesa-gesa (kurang sabar) ". Apakah ada derajat yang lebih tinggi dari kesabaran para shahabat Nabi ? tentu kita menjawab tidak ada, namun dalam kisah ini seakan-akan  mereka mempunyai batas kesabaran bagaimana dengan kita sebagai manusia biasa yang hidup dan menjadi ummat akhir zaman ini? . Sebagaimana manusia kita tentu tidak bisa lepas dari berbagai musibah yang menerpa kita namun apakah ketika kita tertimpa musibah begitu beratnya sehingga mengakibatkan habisnya kesabaran kita? seorang muslim yang baik tentu yakin bahwa sang Pencipta pasti memberikan cobaan sesuai dengan kemampuannya seperti firman-NYA " Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya "(QS Al-Baqoroh ayat 286) lalu bagaimana mungkin ketika kita tertimpa musibah yang begitu dahsyat lalu kita mengatakan bahwa kesabaran kita sudah habis. Salah satu contoh kesabaran adalah apa yang telah dilaksanakan oleh Nabiyulloh Ayyub (QS Al-Anbiya ayat 83) , namun apakah beliau hanya bersabar saja? Ternyata tidak sambil bersabar beliau juga tetap berusaha dengan berdo'a agar penyakitnya segera sembuh (QS Shaad ayat 42), ternyata dari sini begitu banyak salah kaprah yang terjadi dimasyarakat kita, dari arti kesabaran sampai batas kesabaran. Batas kesabaran manusia adalah ketika manusia itu tidak sabar, barangkali ini bisa sebagai titik awal bagi kita untuk mengatakan bahwa kesabaran menurut Islam memang tanpa batas (QS Ali Imron ayat 200) namun ternyata kesabaran pada diri manusia ternyata mempunyai batas sesuai dengan kadar keimannya, jadi ketika seseorang tertimpa oleh suatu musibah ternyata dia tidak bisa bersabar maka itulah batas kesabarannya sekaligus mencerminkan batas keimannya, lalu bagaimana agar kita bisa mengaplikasikan kesabaran yang tanpa batas? tentunya dengan kembali memahami takdir secara benar dan yakin bahwa segala sesuatu yang menimpa kita itu sudah ditentukan dalam Lauhul mahfudz (HR Muslim) dan tugas kita sebagai manusia adalah untuk berusaha bersabar dan ridho dengan irodah-NYA. Dengan keridhoan inilah kita akan dapat memahami bahwa apa saja yang menimpa kita hakikatnya adalah sebuah kebaikan bagi diri kita, jika itu adalah sebuah musibah maka itu adalah sebagaian ujian bagi keimanan kita dan sekaligus menguji kesabaran kita, apakah kesabaran kita tanpa batas atau kesabaran kita terbatas. Wallohu'alam.












1 komentar:

Please Uktub Your Ro'yi Here...